Kanal Utama. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Lasiana mencatat, wilayah di empat kabupaten, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), masih mengalami kekeringan ekstrem.
"Hasil monitoring hari tanpa hujan (HTH) dasarian II November 2018 menunjukkan, pada umumnya sebagian besar wilayah NTT mengalami kategori hari hujan dan HTH sangat pendek (15 hari), tetapi di beberapa wilayah mengalami HTH dengan kategori kekeringan ekstrem (>60 hari)," kata Climate forecaster untuk wilayah NTT, Hamdan Nurdin di Kupang sebagaimana detikcom kutip dari Antara, Kamis (Rabu (22/11/2018).
Dia mengemukakan hal itu, terkait hasil monitoring HTH dan analisis curah hujan dasarian II November 2018 serta prakiraan probabilistik curah hujan dasarian III November 2018 Provinsi NTT. Wilayah-wilayah yang mengalami HTH dengan kategori kekeringan ekstrem (>60 hari) yaitu Kabupaten Nagekeo, Flores bagian tengah di daerah sekitar Danga.
Kabupaten Sumba Timur di wilayah sekitar Melolo, Temu/Kanatang, Kawangu, dan Rambangaru, Kabupaten Sabu Raijua (sekitar Daieko), serta Kabupaten Malaka (sekitar Biudukfoho).Mengenai peluang curah hujan dasarian III November, dia menjelaskan, berdasarkan peta prakiraan peluang curah hujan dasarian III November 2018, diketahui bahwa wilayah NTT diprakirakan memiliki peluang curah hujan 51-100 mm sebesar 60-100 persen.
"Kecuali di sebagian kecil Kabupaten Alor dan sebagian kecil Kabupaten Timor Tengah Utara diprakirakan memiliki peluang curah hujan 0-20 mm sebesar 60-100 persen," katanya.
Sedangkan di sebagian Kabupaten Ende, sebagian kecil Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Rote Ndao, Sabu Raijua, Lembata, Alor serta Malaka diprakirakan memiliki peluang curah hujan 21-50 mm sebesar 60-90 persen.
"Serta di sebagian Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, sebagian besar Manggarai Timur, Ngada, sebagian kecil Kabupaten Nagekeo, Belu, Timor Tengah Utara, TTS, Kupang, Sumba Timur diprakirakan memiliki peluang curah hujan 101 - 150 mm sebesar 60-90 persen," katanya.
"Hasil monitoring hari tanpa hujan (HTH) dasarian II November 2018 menunjukkan, pada umumnya sebagian besar wilayah NTT mengalami kategori hari hujan dan HTH sangat pendek (15 hari), tetapi di beberapa wilayah mengalami HTH dengan kategori kekeringan ekstrem (>60 hari)," kata Climate forecaster untuk wilayah NTT, Hamdan Nurdin di Kupang sebagaimana detikcom kutip dari Antara, Kamis (Rabu (22/11/2018).
Dia mengemukakan hal itu, terkait hasil monitoring HTH dan analisis curah hujan dasarian II November 2018 serta prakiraan probabilistik curah hujan dasarian III November 2018 Provinsi NTT. Wilayah-wilayah yang mengalami HTH dengan kategori kekeringan ekstrem (>60 hari) yaitu Kabupaten Nagekeo, Flores bagian tengah di daerah sekitar Danga.
Kabupaten Sumba Timur di wilayah sekitar Melolo, Temu/Kanatang, Kawangu, dan Rambangaru, Kabupaten Sabu Raijua (sekitar Daieko), serta Kabupaten Malaka (sekitar Biudukfoho).Mengenai peluang curah hujan dasarian III November, dia menjelaskan, berdasarkan peta prakiraan peluang curah hujan dasarian III November 2018, diketahui bahwa wilayah NTT diprakirakan memiliki peluang curah hujan 51-100 mm sebesar 60-100 persen.
"Kecuali di sebagian kecil Kabupaten Alor dan sebagian kecil Kabupaten Timor Tengah Utara diprakirakan memiliki peluang curah hujan 0-20 mm sebesar 60-100 persen," katanya.
Sedangkan di sebagian Kabupaten Ende, sebagian kecil Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Rote Ndao, Sabu Raijua, Lembata, Alor serta Malaka diprakirakan memiliki peluang curah hujan 21-50 mm sebesar 60-90 persen.
"Serta di sebagian Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, sebagian besar Manggarai Timur, Ngada, sebagian kecil Kabupaten Nagekeo, Belu, Timor Tengah Utara, TTS, Kupang, Sumba Timur diprakirakan memiliki peluang curah hujan 101 - 150 mm sebesar 60-90 persen," katanya.
Checking your browser before accessingPlease enable Cookies and reload the page. This process is automatic. Your browser will redirect to your requested content shortly. Please allow up to 5 seconds… |